Nganjuk, radar merah putih. Com - Pagelaran padat wayang periodik semalam suntuk, Ki RM Akbar Syahalam mencuplik cerita Lahirnya Wisanggeni dalam tampilan Pagelaran Wayang dalam rangka pelestarian seni budaya wayang 2019 di Kantor Desa Cerme, Kecamatan pace , Kabupaten Nganjuk Jawa Timur Minggu malam (01 /12/2019).
Acara yang dihadiri oleh Muspika Kecamatan Pace ( Camat beserta rombongan) , Gondo Hariyono salah satu Anggota DPRD Kabupaten Nganjuk bersama istri, Polsek Pace beserta jajaranya, seluruh kepala desa se kecamatan Pace , seluruh keluarga besar pemerintahan Desa Cerme, warga masyarakat Cerme dan pecinta seni budaya wayang kulit se kabupaten Nganjuk.
Acara demi acara terlewati, mulai dari tampilan pentas seni dari siswa siswi PAUD, TK, SDN Cerme di lingkup desa Cerme , pembukaan, menyanyikan lahu kebangsaan, sambutan, inti acara dan penutup.
Dalam sambutanya Iking kepala Desa Cerme, " saya ucapkan banyak banyak terimakasih kepada Dinas Pariwisata yang telah memilih dan mempercayakan pemerintahan desa cerme ini sebagai tempat pagelaran wayang persembahan dari Dinas Pariwisata, dan tak lupa ucapan banyak trimasksih juga kepada seluruh yang hadir saat ini yang telah meluangkan waktunya untuk mirsani ( melihat) suguhan wayang di kantor desa Cerme ini, " jelas Iking.
" Saya secara pribadi juga pemerintahan desa Cerme ucapan terima kasih dan permintaan maaf bila mana ada kesalahan kami selama menjabat sebagai pemimpin di Desa Cerme ini, dengan Acara wayang ini sebagai sarana silaturahmi juga untuk nguri uri dan melestarikan seni budaya , karena dengan acara wayang periodik ini sebagai wujud nyata transformasi ilmu atau pengetahuan wayang" lanjut iking.
"Dengan pagelaran wayang ini Harapan dari desa cerme muncul tokoh tokoh di bidang kesenian , selain itu semoga setelah acara wayang ini Desa cerme menjadi desa yang adem ayem tentrem desa yang adil lan sejahtera." pungkas Iking dalam sambutanya malam ini.
Lanjutnya," Dengan lakon Lahirnya Wisanggeni yang ditampilkan ki RM Akbar Syahalam ini semoga bisa menginspirasi kita semua , bahwa tidak selamanya orang yang dihina dan diremehkan selamanya akan tertindas, justru keajaiban akan muncul disaat yang tepat, dengan pagelaran wayang Periodik ini semoga membawa berkah dan barokah bagi kita semua " jlenreh Iking dalam mimbarnya.
Ditempat yang sama, Gondo Hariyono dalam sambutanya, " Apresiasi yang setinggi tingginya kepada pemerintahan Desa Cerme juga Dinas Pariwisata Nganjuk yang telah memberi hiburan kepada warga Desa Cerme dan sekitarnya, dengan pagelaran wayang periodik semalam suntuk ini, dalam rangka pelestarian seni budaya wayang kulit yang hingga saat ini masih banyak dicintai dan digemari masyarakat Nganjuk, ini terbukti saat ini menonton membludag, dan mereka dengan sabar mengunggu ki Dalang Muda yang Ngganteng Akbar Syahalam untuk menampilkan pagelaran wayang ini," kata Gondo.
" Dan saya sangat bangga kepada anak muda yang terus berprestasi
Dengan crita dari lakon " lahirnya Wisanggeni " ini bisa kita ambil hikmahnya, bahwa seseorang yang lahir dari keluarga terhormat, yang dihina disepelekan dan diremehkan, suatu ketika akan mendapat balasan yang setimpal, kehormatan keluarga akan diraihnya, kekuasaan dan kepemimpinan akan di gapainya," imbuh Gondo.
Dari cerita lakon " lahirnya Wisanggeni " seorang anak yang lahir dari Dewi Desranala dengan Arjuna, disaat masih dalam kandungan ibunya, Wisanggeni sudah menjadi bahan perbincangan para dewa , ibunya yang hamil tua akan dipersunting Betara Dewasrani , sehingga Arjuna harus meninggalkan khayangan, namun karena kegigihanya Arjuna nenunggu bayinya lahir, Arjuna diturunkan dari khayangan dan bayi yang baru lahir ( Wisanggeni) dibuang di kawah condrodimuko oleh para batara, namun bayi tersebut tidak bisa mati justru malah keajaiban yang ada , badanya semakin kuat dan mlulutnya bisa menyemburkan api." isi crita lakon ini.
Cerita yang diangkat dari lakon " lahirnya wisanggeni " ini menjadi lakon pada pagelaran wayang dalam rangka pelestarian seni budaya yang digelar di halaman kantor desa Cerme kecamatan Pace, minggu malam (01/12/2019). Yang menjadi dalang masih muda. Yakni, Ki RM Akbar Syahalam. Usianya baru 19 tahun.
Tahun lalu dia memenangi Festival Dalang Bocah dan Festival Dalang Muda tingkat nasional. Beberapa kali dalang muda asal dari Nganjuk ( putra daerah) berhasil memancing tawa penonton dan sangat menginspirasi kita semua.
Misalnya, ketika kita dihina diremehkan, jangan terus kita berdiam diri, ayo bangkit ..tunjukan pada semua orang bahwa kita bisa menjadi orang yang lebih bijaksana, lebih berwibawa dan lebih baik dari mereka yang menghina kita, sesaat penonton manggut manggut.
Ki RM Akbar Syahalam mengatakan, dirinya memilih cerita " Lahirnya Wisanggeni" ini karena dia adalah tokoh anak yang paling jago berkelahi dan ajaib , setelah dibuang ke kawah Condrodimuko dirinya semakin kuat dan hebat , bahkan menghajar habis habis para dewa di khayangan. Cerita Lahirnya Wisanggeni "tersebut diharapkan bisa menjadi penyemangat bagi warga Desa Cerme dan para pemuda lainnya.
Tampak para penonton dengan santainya menyaksikan pagelaran wayang tersebut hingga usai. ( siwi) .
0 Komentar