Terkait pemberitaan sebelumnya diradarmerahputih .com,- yang menyajikan keterangan fakta di lapangan dari beberapa unit Perumda Tirta Kanjuruhan dan secara garis besar sedikit membuka mata publik akan kondisi pelayanan unit di musim kemarau setiap tahunnya.
Adapun dari pantauan awak media, bahwasanya Perumda Tirta Kanjuruhan kususnya di daerah agak Pelosok seperti Pujon dikala musim kemarau tiba, Unit ini hanya mengandalkan sumber lokal yang sangat terpengaruh oleh cuaca dan kondisi alam hingga saat musim penghujan tiba masalah yang muncul adalah Air keruh.
Dan jika musim kemarau tiba mata air debitnya akan berkurang berimbas pada pelayanan yang terganggu dan kalau biasanya Air lancar, tapi karena debitnya berkurang pasokan air pada pelanggan harus gantian.
Saat RMP.com menghubungi kepala Unit Pujon untuk minta klarifikasi terkait kondisi dilapangan (16/11/2021)" saya di sini masih baru pak, data ada di Pak Dirtek semua. Jadi mohon maaf, bisa langsung hubungi Pak Dirtek saja, lengkap semua unit ada ". ujarnya
Dan untuk unit Pakisaji saat awak media konfirmasi via WhatsApp terkait kondisi pelayanan (13/11/2021) ka.unit "mohon maaf masih rapat dinas ". Ucap nya
Sedangkan dari direktur teknik Perumda Tirta Kanjuruhan H.Haris Fadilah (13/11/2021) lewat wa menjawab "unit Pakisaji didukung empat sumber (mata air ubalan, mata air Kajar, sumur bor Kesamben dan sumur bor perum karang duren permai) terangnya
Lebih jauh, fakta dilapangan dan dari sumber warga selaku pelanggan unit Pakisaji saat ditemui wartawan (10/11/2021) " mengenai pasokan Air diwilayah sini kadang-kadang mati dan cenderung sering di gilir agar bisa menikmati Air bersih, kadang satu hari hanya ngalir beberapa jam saja dan itupun kecil ". Keluh warga
Beda lagi permasalahan di Unit Wagir, setelah dulu sering mati karena berkurangnya debit air, saat ini dengan di dukung sumur bor yang berlokasi di kantor pusat Perumda Tirta Kanjuruhan,. Kondisi debit air cukup, tapi pasokan air dari sumber endut dengan pipa masih berada di dalam aliran sungai sungguh menghawatirkan.
Karena dulu pipa Tersebut sering putus dan jebol apabila terjadi hujan lebat yang mengakibatkan banjir, tetapi nyatanya hingga kini pipa masih belum di tanam dan sumber mata air masih belum di Pagari, dan tidak menutup kemungkinan lokasi sumber mata Air di pakai binatang untuk mandi seperti yang pernah terjadi dulunya. (Tim) bersambung.
0 Komentar