.
Penunjukan Airlangga sebagai Ketua Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Penunjukkan Airlangga sebagai Ketua Komite Penanganan Covid-19 Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), adalah bukti tak terbantahkan kepercayaan Jokowi kepada Airlangga Hartarto.
Gesture Jokowi saat pertemuan dengan Airlangga, dapat dibaca juga menunjukkan gesture seorang sahabat, teman karib, bukan gesture antara seorang presiden dan pembantunya.
Dari beberapa analisa diatas, saya meyakini, restu, dukungan dan pilihan Jokowi sebagai penerusnya di 2024 ini, jatuh kepada Airlangga Hartarto
Airlangga Hartarto dan Restu Jokowi 2024
Jawatimurnews.(24/1/2023)
Muji Hartono ( Wakil Ketua Umum Bidang Program Pembangunan Desa Tertinggal-BRANI)
Menjelang 2024, restu Jokowi kepada para calon seolah menjadi rebutan Wahyu Keprabon.
Pengamat, pengurus partai, termasuk para calonnya sendiri, menebar keyakinan bahwa mereka telah direstui oleh Jokowi untuk mencalonkan diri di 2024.
Saat peresmian Sekber Gerindra-PKB (23/1/2023), para pengamat juga banyak menyampaikan bahwa Cak Imin telah mendapatkan restu dari Jokowi, begitu juga dengan Prabowo Subianto.
Pertanyaannya kemudian, kemanakah restu dan dukungan Jokowi sebenarnya berlabuh?
Jokowi sendiri paling tidak telah menyampaikan secara langsung dukungannya didepan publik kepada beberapa tokoh.
Saat berpidato di Peringatan HUT ke-8 Perindo, Jokowi menyampaikan," Keliatannya setelah ini jatahnya pak Prabowo". Perkataan yang kemudian di anggap sebagai dukungan kepada Prabowo.
Saat di tanya oleh wartawan tentang dukungannya kepada Prabowo Subianto, Jokowi juga pernah menyampaikan, "Sudah sejak awal. Kok restu-restu? Sejak awal saya sampaikan mendukung beliau"
Dalam acara HUT Partai Golkar ke-58, Jokowi juga melontarkan dukungan kepada Airlangga. Dia menyampaikan, " Betul-betul pemimpin ke depan ini harus kita pilih yang memiliki jam terbang yang tinggi. Salah satu yang saya lihat, bapak Airlangga Hartarto".
Dihadapan relawannya, Jokowi juga menegaskan dukungannya kepada Ganjar Pranowo dengan menyampaikan," Perlu saya sampaikan, pemimpin, pemimpin yang mikirin rakyat itu kelihatan dari mukanya," ungkap Jokowi.
Jokowi kembali menambahkan ciri pemimpin yang mesti dipilih rakyat,"Ada juga yang mikirin rakyat sampai rambutnya putih semua ada. Ada itu" Ucap Jokowi.
Untuk menganalisa arah dukungan Jokowi secara fair dan benar, kita juga harus melihat gesture, suasana, kondisi, saat Jokowi menyampaikan pernyataannya, termasuk kedekatan beliau dengan para tokoh.
Sebelum menganalisa lebih detail, hal pertama yang penting untuk disepakati adalah, Jokowi tidak mungkin menyampaikan dukungannya kepada tokoh secara diam-diam. Jika Jokowi dianggap melakukan endorse kepada tokoh, maka sudah selayaknya dukungan tsb disampaikannya secara terbuka, agar diketahui para pendukungnya. Untuk itu, apabila ada pengamat yang menyampaikan bahwa Jokowi mendukung Cak Imin, Moeldoko dan Sandiaga Uno, sepertinya klaim tsb perlu dipertanyakan kembali.
Dari sisi kondisi dan tata bahasa pernyataan disampaikan oleh Jokowi, maka terlihat sangat jelas bahwa pernyataan dukungan paling tegas oleh Jokowi, di berikannya kepada Airlangga Hartarto dan Ganjar Pranowo.
Prolog pidato Jokowi pada saat acara HUT Partai Golkar, auranya jelas menyampaikan tentang kriteria pemimpin idaman Jokowi, yang kemudian ditutupnya dengan pernyataan dukungan langsung kepada Airlangga Hartarto. Hal yang sama, sebetulnya terjadi pada saat beliau menyampaikan dukungan kepada Ganjar Pranowo.
Sementara pernyataan dukungannya kepada Prabowo Subianto, justru disampaikannya atas desakan pertanyaan wartawan.
Pidatonya pada acara HUT Perindo, yang kemudian di klaim sebagai dukungan kepada Prabowo Subianto, diawali dengan sejarah dirinya memenangkan kontestasi politik di negara ini, sehingga selayaknya seorang presiden didepan publik dan para pembantunya, bagaimanapun secara bijak dia harus menutup pidatonya dengan tetap menjaga marwah seorang Prabowo Subianto yang telah dikalahkannya dalam kontestasi politik tsb.
Dari sisi tata bahasa, aura acara saat pidato tsb disampaikan, maka dapat kita simpulkan bahwa dukungan Jokowi kepada Prabowo Subianto tsb, tak lebih dari sekedar basa basi, budaya ewuh pakewuh dalam berpolitik, lain halnya dengan dukungan beliau kepada Airlangga Hartarto dan Ganjar Pranowo.
Dari sisi kedekatan, chemistry antara Airlangga dan Jokowi juga lebih terbangun, hal ini terlihat dari penunjukkan Airlangga untuk mewakili Jokowi dalam acara Harlah NU ke-100 pekan lalu. Jokowi tidak menunjuk Menteri Agama, Menko Polhukam atau Menko SDM dan Kebudayaan, tetapi Airlangga Hartarto. ( Rdks / jnd) .
0 Komentar