Madiun, _radarmerahputih.com_BAPPERIDA (Badan Perencanaan Pembangunan Riset dan Inovasi daerah Kabupaten Madiun menggelar rapat laporan akhir Pengintegrasian indeks Ekonomi Hijau dalam penyusunan dokumen perencanaan pembangunan daerah Kabupaten Madiun bertempat di i-Club kota Madiun pada (19/11/2024).
Perkembangan teknologi dan budaya yang kian melesat mendorong pemerintah untuk terus berupaya dan berinovasi dalam pengelolaan sumber daya alam maupun buatan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat khususnya di wilayah Kabupaten Madiun.
Dalam pembangunan perekonomian ini, pemerintah dituntut tidak mengabaikan kualitas lingkungan sehingga pertumbuhan ekonomi dan kelestarian lingkungan tetap berjalan selaras.
Salah satu strategi perencanaan pembangunan ini yaitu dengan pengintegrasian Ekonomi Hijau yang merupakan model pembangunan dalam mensinergikan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kualitas lingkungan dengan pembangunan rendah karbo. Pelaksanaan ekonomi hijau ditujukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi sekaligus memprioritaskan kelestarian lingkungan dan keberlangsungan hidup masyarakat Kabupaten Madiun.
Sekretaris Bapperida, Dedy Mulyanto mengatakan bahwa Indeks Ekonomi Hijau merupakan salah satu indikator utama pembangunan pada RPJPN (Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional) Kabupaten Madiun tahun 2025-2045 yang telah diselaraskan pada RPJPN Provinsi tahun 2025-2045, dimana indikator ekonomi hijau ini mencangkup tiga pilar utama yaitu ekonomi, sosial dan lingkungan. Berdasarkan data dan survey yang dilakukan oleh pihak terkait melahirkan jabaran indikator Ekonomi Hijau Kabupaten Madiun tahun 2025-2045 sesuai dengan tiga pilar tersebut.
"Pertama bidang ekonomi, terdiri dari enam indikator yakni intensitas emisi, intensitas energi GNI perkapita, produktivitas pertanian, produktivitas tenaga kerja industri dan jasa. Kedua, bidang sosial terdiri dari empat indikator rata-rata lama sekolah, angka harapan hidup, tingkat kemiskinan dan tingkat pengangguran. Kemudian yang ketiga bidang lingkungan, terdiri dari enam indikator yakni tutupan hutan, energi baru terbarukan, kualitas air permukaan, kualitas udara, penurunan emisi dan lahan gambut terdegradasi," terang Dedy, Kamis (20/11/2024).
Sesuai dengan data indikator yang diperoleh tersebut, lanjut Dedy, memunculkan saran atas segala permasalahan agar pengintegrasian ekonomi hijau di kabupaten madiun dapat berjalan sesuai rencana.
"Adapun saran tersebut meliputi pelestarian hutan, pemanfaatan sumber energi secara optimal , pengawasan ketat terhadap pengunaan bahan kimia dan limbah industri, pengembangan transportasi massal, peningkatan pemasaran digital produk-produk lokal, optimalisasi kualitas pendidikan dan kesehatan serta optimalisasi kerjasama dengan berbagai pihak yang bisa menjadi investor," imbuhnya.
Dengan strategi Ekonomi Hijau tersebut, diharapkan menjadi alternatif bagi Pemkab Madiun dalam pembangunan perekonomian jangka panjang.
"Dengan demikian, Ekonomi Hijau diharapkan dapat menjadi solusi dalam pembangunan perekonomian jangka panjang tahun 2025-2045 untuk mewujudkan masyarakat Kabupaten Madiun yang sejahtera dan memiliki kualitas hidup yang baik, tanpa merusak kelestarian lingkungan," pungkasnya.
Latar belakang lahirnya sistem ekonomi hijau yaitu dengan pesatnya pertumbuhan penduduk yang menyebabkan menuntut pertumbuhan ekonomi yang tinggi hal ini menyebabkan penggunaan sumber daya alam yang sangat besar sementara jumlah maupun kualitas sumber daya alam itu sendiri semakin menurun dan semakin terbatas oleh karena itu sistem ekonomi hijau menjadi sangat strategis dan penting dalam rangka untuk tetap meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan melestarikan ketahanan bagi generasi mendatang .
Mengatasi kemiskinan dan ketidakadilan multidimensi memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat serta dalam rangka mencapai keadilan bagi masyarakat lingkungan dan sumber daya alam dalam dokumen perencanaan pembangunan jangka panjang kabupaten Madiun 2025 2045 yang telah ditetapkan beberapa waktu yang lalu, salah satu strateginya untuk mengukur efektivitas transformasi ekonomi yaitu dengan menggunakan indeks ekonomi yang selanjutnya akan dijabarkan di dalam rencana pembangunan yang menengah daerah 2025 2009
( Juned)
0 Komentar